Selasa, 07 Juni 2011

Ciri-Ciri Orang Bertaqwa

Oleh : Imam Dachlan
Kamis, 4 Ramadhan 1429 di Rumah H. Taufik. Jl. Sosial Jatiwaringin

“hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Q.S. al-Baqarah : 183)

Sejatinya, cita-cita puasa yang dijalankan oleh setiap muslim adalah agar mendapatkan ketinggian nilai taqwa. Menahan Rasa lapar, haus dan nafsu syahwat adalah unsur utama dalam membentuk pribadi taqwa di bulan Ramadhan. Selain menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang Allah Ta’ala. Dan tentu saja diimbangi dengan amal-amal kebajikan meski baru mampu melakukan yang terkecil dan termudah sekalipun. Hal ini dilakukan secara terus menerus setiap tahun selama hayat masih dikandung badan. Hingga ketaqwaan yang telah terbentuk menjadi sebuah karakter privbadi yang melekat sepanjang hidup, kapan dan dimanapun ia berada. Dan bahkan karena taqwa itulah sesorang akan menjadi mulia di hadapan seluruh makhluk dan mulia pula di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.


“......sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu si sisi Allah ialah yang paling bertaqwa.......” (Q.S. al-Hujurat : 13)

Selain itu, karena taqwalah seseorang akan mendapatkan luasnya ampunan dan surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Ali Imraan : 133)

Namun untuk mendapatkan taqwa yang menjadi cita-cita kita dalam menjalankan puasa di bulan Ramadhan ini, selain menjalankan kewajiban-kewajiban yang lainnya, ada bebarapa ciri tertentu yang membuat sesorang termasuk dalam katagori orang yang bertaqwa. Dan ciri-ciri ini harus melekat menjadi karakter pribadinya sepanjang hayat, di setiap keadaan, di setiap tempat dan setiap waktu. Ciri-ciri itu diantaranya adalah (Q.S. Ali Imraan : 134-135)

Senatiasa berinfak dalam keadaan mudah maupun dalam keadaan sulit. Dalam keadaan banyaknya kemudahan dan rizqy maupun dalam keadaan kekurangan dan dihimpit kesulitan.
Menahan Amarah. Menahan emosi, kecewa, benci dan segala bentuk amarah lainnya. Dalam menghadapi segala persoalan maupun dalam menghadapi perilaku buruk manusia di sekitar kita.
Memaafkan orang lain. Tentu saja setiap orang memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Termasuk kesalahan terhadap kita. Kata yang menyinggung perasaan, janji yang tak ditepati, sikap yang melampaui batas dan banyak hal lain yang mengecewakan kita. Yang sesungguhnya kita pun tak luput dari sikap tersebut. Untuk itu dengan bersikap bijak dan mawas diri, maka kita akan mampu memaafkan orang lain. Karena kitapun amat berbahagia bila kesalahan kita dimaafkan oleh orang lain.
4. Memohon ampun pada Allah atas segala perbuatan dosa yang dilakukannya.

Betapa berat untuk mengamalkan hal-hal tersebut diatas. Justru itulah yang membuat tingginya nilai perilaku tersebut di sisi Allah Ta’ala. Yaitu Taqwa.

Semoga Allah membimbing hati dan amal-amal kita menjadi manusia-manusia yang bertaqwa.

Allaahu a’lam bishshawaab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Islamic Clock

Islamic Calendar

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Hadits Shahih Al Bukhari

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Pages